A. Persiapan Penyajian
Bagi sebagian testee tidak memerlukan persiapan
khusus, tetapi bagi testee yang memiliki kecerdasan rendah dan tidak mudah
bereaksi, yang tidak mudah menerima suatu tes baru, atau belum pernah mengikuti
suatu tes psikologi, sebaiknya diberi serangkaian tes lain yang lebih mudah
diterima.
Khusus untuk anak-anak, sebelum TAT diberikan,
sebaiknya anak dilatih untuk mengeluarkan fantasinya yang berhubungan dengan
permainan, seperti boneka, figur-figur dari tanah liat/ lilin malam, dan
berilah pada anak kesempatan untuk bercerita dengan permainan-permainan
tersebut. Sebab pada seorang anak selalu kita jumpai ada 3 fase dalam bereaksi:
1.
Terhadap situasi nyata.
2.
Situasi nyata yang biasanya
dinyatakan lewat permainan dengan boneka, patung lilin, dll.
3.
Reaksi terhadap gambar.
B. Penyajian dan Administrasi
1.
Dalam penyajian TAT, raport antara
testee dan tester sangat diperlukan. Suasana tes dibuat sedemikian rupa agar
testee merasa nyaman dan mendapatkan simpati serta merasa diterima oleh tester.
2.
Prosedur penyajian yang dianggap
baku adalah penyajian secara individual dalam bentuk lisan.
3.
Dalam proses penyajian, tester
akan membacakan petunjuk pelaksanaan tugas, kemudian menyajikan gambar satu per
satu dan testee diminta untuk menanggapi secara verbal setiap gambar yang
disajikan, tester akan mencatat/ merekam semua tanggapan, sejak dari pertama
kali testee memberikan reaksinya terhadap gambar pertama sampai berakhir.
Murray menyarankan disajikan 20 kartu dalam 2 kali pertemuan (sesi). Sesi
pertama menyajikan 10 gambar dari seri I (nomor 1—10), kemudian sesi kedua
disajikan dengan tenggang waktu minimal satu hari dengan menyajikan
gambar-gambar dari seri II (nomor 11—20). Testee tidak perlu diberi tahu bahwa
akan ada penyajian sesi kedua, agar ia tidak mempersiapkan diri sebelumnya.
Penyajian seluruh kartu dalam sidang tunggal, akan melelahkan testee yang
produktivitas tengahan. Kelelahan dapat berakibat cerita menjadi datar dan
tidak berisi.
C. Petunjuk Penyajian
Petunjuk penyajian pada remaja dan orang dewasa
(yang cukup kemampuannya) bagi sidang pertama disarankan sebagai berikut:
“Ini adalah tes daya khayal, yang merupakan suatu bentuk tes kecerdasan. Saya
akan menyajikan beberapa gambar, satu demi satu. Tugas anda adalah membuat
cerita untuk tiap-tiap gambar, buatlah cerita itu sedramatis mungkin. Ceritakan
peristiwa apa yang terjadi sebelum kejadian tersebut ceritakan kejadian yang
sedang berlangsung pada gambar tersebut, apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh
para pelakunya, dan berikan akhir ceritanya. Anda katakan secara langsung saja
apa yang ada dalam pikiran anda. Apakah anda sudah memahami permintaan saya?
Anda dapat memamfaatkan sekitar lima menit untuk tiap-tiap gambar. Inilah
gambar pertama”.
Sedang bagi anak-anak atau orang dewasa yang
kurang cerdas dan kurang pendidikan, juga untuk orang psikotis, Murray
menyarankanpetunjuk penyajian sebagai berikut: “Ini adalah tes bercerita.
Ada beberapa gambar yang akan saya tunjukkan. Saya kamu membuat cerita mengenai
masing-masing gambar. Ceritakan apa yang terjadi sebelumnya, dan apa yang
sedang terjadi sekarang. Katakan apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh
orang-orang dalam cerita itu. Dan katakan bagaimana akhir ceritanya. Buatlah
ceritanya sesukamu. Sedahkah kamu mengerti maksudku? Nah ini gambar pertama.
Waktu untuk mengarang cerita ada lima menit. Mari kita dengan apa yang dapat
anda ceritakan.”
Petunjuk penyajian tidak harus tepat seperti
saran Murray. Petunjuk hendaknya disesuaikan dengan umur, kecerdasan,
kepribadian, dan keadaan lain-lain test. Beberapa ahli menyarankan agar
pertanyaan “yang merupakan bentuk tes kecerdasan” dihilangkan. Pada umumnya,
penghilangan ini tidak merugikan, bahkan menghindarkan tester dari
pertanyaan-pertanyaan mengenai hasil tes kecerdasan.
Selain itu, ada orang merasa lebih bangga bila
tidak dianggap pandai berkhayal. Sedang ada orang lain yang merasa cemas karena
adanya sebutan te daya khayal. Karena itu terserah pada kebijaksanaan tester
untuk memperkenalkan tugas testi, yang terpenting pokok-pokok dari tes
tersampaikan kepada testee, yaitu:
1.
Testee diminta membuat suatu
cerita.
2.
Dalam membuat cerita testee
diminta untuk menggunakan imajinasinya.
3.
Testee diminta mendeskripsikan
situasi yang dilukiskan dalam gambar.
4.
Testee diminta memperhatikan empat
hal pokok dalam menyusun cerita:
a.
Peristiwa yang terjadi sebelumnya
(awal cerita).
b.
Peristiwa yang terjadi sekarang
(tengah cerita).
c.
Perasaan dan pikiran para pelaku/
tokoh.
d.
Akhir cerita.
Petunjuk penyajian sidang kedua tidak berbeda
dengan sidang pertama. Hanya disini perlu ditekankan adanya kebebasan
sepenuhnya dalam menggunakan imajinasi. Contoh penyajian untuk orang dewasa: “Hari
ini tes kita laksanakan sama seperti cara yang kemarin dului. Hanya sekarang
anda dapat lebih bebas dalam menggunakan daya khayal anda. Sepuluh cerita anda
terdahulu sudah baik, tetapi terbatas pada kehidupan sehari-hari. Sekarang akan
kita lihat apa yang dapat anda lakukan bila anda tidak usah memperhatikan
kenyataan sehari-hari danmembiarkan daya khayal bebas, seperti dalam
perumpamaan, dongeng, dan cerita khayal. Inilah gambar pertama”.
Contoh bentuk penyajian untuk anak-anak: “Sekarang
saya akan tunjukkan padamu beberapa gambar lagi. Kamuakan lebih mudah membuat
cerita, karena gambar-gambarnya lebih baik dan menarik. Kemarin dulu ceritamu
bagus-bagus. Sekarang saya ingin lihat apakah kamu cpat membuat cerita lebih
banyak lagi. Buatlah yang lebih menarik daripada yang sebelumnya. Inilh gambar
pertama”.
Petunuk Penyajian bagi kartu 16: “Mari kita
lihat apa yang dapat anda bayangkan dari kartu kosong ini. Bayangkan ada gambar
dikartu kosong ini, dan buatlah cerita dengan gambar tersebut.”
Bila testi tidak berhasil membuat cerita,
tester dapat member saran. “Pejamkan mata anda, dan bayangkan suatu gambar”.
Setelah testi menceritakan gambaran yang dibuatnya, bila ia tidak membuat
cerita, tester dapat mebuat saran lagi “sekarang buatlah cerita dari gambar
tersebut”.
D. Variasi Penyajian
Penyajian dalam bentuk lisan
kadang memerlukan banyak waktu. Lebih-lebih bila tes disajikan pada kelompok
besar, seperti pada seleksi atau penelitian perbandingan antar kelompok.
Jalan keluar yang mungkin
dilakukan ialah memperpendek penyajian dengan menggunakan tidak semua kartu dan
atau mengganti bentuk lisan menjadi bentuk tertulis. Karena penyajian kelompok
biasanya tidak berorientasi klinis, maka dimungkinkan untuk memilih hanya
gambar-gambar yang relevan dengan tujuan pengetesan.
Bellak menyatakan bahwa menggunakan 10 – 12
kartu sudah cukup untuk mengungkap kepribadian dan dinamikanya. Sedang beberapa
seleksi, seperti yang dilakukan oleh British War Office Selection Boards,
masing-masing menggunakan 7 dan 8 kartu.
Untuk penyajian kelompok, satu gambar besar
dapat disajikan, atau menggunakan slides/ OHP. Bila kelompok tidak terlalu
besar, masing-masing testee dapat diberi kartu-kartu secara individual. Testee
dapat melihat gambar sambil menyusun ceritanya.
Cara lain lagi ialah memberikan booklet lengkap
untuk testi. Halaman pertama berisi formulir kepribadian dan petunjuk
penyajian. Halaman-halaman selanjutnya berisi gambar disebelah kiri, dan
halaman kosong di sebelah kanan. Pada halaman kosong ini dapat diberi petunjuk
“tulislah cerita untuk gambar ini disini”. Petunjuk penyajian dapat diberikan
secra tertulis atau lisan. Umumnya digunakan dua-duanya. Setelah petunjuk
dibacakan, para testee diberi kesempatan mengajukan pertanyan. Waktu yang
disediakan untuk tertuilis biasanya tidak berubah (sekitar 5 untuk setiap
gambar).
Kerugian-kerugian bentuk tertulis ialah adanya
kemungkinan hilangnya spontanitas testi; berkurangnya kesempatan tester untuk
melakukan observasi tingkah laku testi dalam menghadapi stimuli, misalnya
keragu-raguan, berhenti, penolakan, pergantian ceritera, dan sikap-sikap lain
dalam menghadapi stimuli. Disamping itu tester juga kehilangan kesempatan untuk
mengontrol panjang crita dan mengadakan intervensi bila diperlukan.
Namun demikian untuk keperluan-keperluan
tertentu, hasil tes tertulis cukup memadai untuk digunakan. Perlu diingat
bahwa, penyajian tertulis dipengaruhi oleh beberapa variable yang berbedadengan
penyajian lisan. Karena hasil interpretasi tidak dapat begitu saja
diperbandingkan antara yang lisan dan yang tertulis.
E. Urutan Penyajian
1.
Kartu sebaiknya disajikan secara
urut menurut nomor terkecil dan kartu nomor 1 adalah kartu yang wajib
disajikan.
2.
Kalau ada tujuan tertentu dalam
pemeriksaan, maka dapat dilakukan tidak berurutan (sesuai dengan kebutuhan).
F. Situasi Tes
Hal yang paling penting dalam TAT adalah
suasana persahabatan dan ramah-tamah, suasana ini dapat diciptakan oleh:
1.
Tingkah laku dari orang-orang yang
ada dalam ruang tes.
2.
Sikap estetis dari tempat testing
dan memulainya sedapat mungkin dalam suasana informal, buat suasana senyaman
mungkin.
3.
Umur dan jenis kelamin tester
disarankan sesuai dengan testee, sebab sikap-sikap itu dapat mempengaruhi
kebebasan keluarnya fantasi testee, sedang tugas tester adalah mendapatkan
informasi sebanyak mungkin dalam kualitas yang sebaik mungkin dalam waktu yang
terbatas.
G. Peran Tester dalam Penyajian
TAT
Pada dasarnya, tester hanya sebagai pemberi
semangat testee untuk menanggapi dengan bebas stimuli yang disajikan. Tester
disarankan untuk tidak memberi sugesti mengenai isi cerita dan tidak perlu
menyela jika tidak diperlukan. Komentar tester dipeerlukan dalam hal:
1.
Memberi tahu testee bahwa ia
terlalu cepat menyelesaikan ceritanya atau terlalu panjang dalam bercerita.
2.
Komentar juga digunakan untuk
memberi pujian bagi testee pada kesempatan yang tepat.
3.
Pertanyaan-pertanyaan dapat
diajukan pada akhir cerita, bila ada bagian penting yang terlewati.
4.
Bila ceritanya menjadi
bertele-tele, tester dapat memberi komentar “bagaimana akhir ceritanya” ,
tester juga dapat mengatakan bahwa yang dipentingkan adalah jalan ceritanya
bukan perinciannya.
5.
Sering juga pada kasus kompulsi
dan paranoid, testee disibukkan dengan mendeskripsikan detail gambar. Kesibukan
ini dapat dihentikan dengan meminta testee mulai membuat cerita.
6.
Pada kasus obsesi, sering terjadi
testee membuat cerita yang bermacam-macam dari satu gambar. Disini disarankan
bahwa untuk menghemat energi, testee diminta memilih satu cerita saja yang
paling menarik.
7.
Komentar-komentar testee hendaknya
dicatat, untuk menunjukkan adanya intervensi, sehingga dapat menjadi bahan
pertimbangan pada proses interpretasi.
H. Sikap-sikap yang Perlu
Diperhatikan oleh Tester
1.
Menyesuaikan diri dengan
individualitas testee.
2.
Memberikan kesempatan untuk
mengekspresikan perasaan testee sebebas mungkin.
3.
Menerima testee tanpa kritik.
4.
Tidak mengadili.
5.
Menciptakan suasana kepercayaan,
bahwa rahasianya terjamin.
6.
Menciptakan suasana agar testee
merasa bebas untuk bercerita menurut waktu dan caranya sendiri.
I. Pencatatan Waktu
1.
Pencatan waktu sebenarnya tidak
terlalu penting, sehingga tidak harus digunakan alat pencatat waktu yang
mempunyai akurasi tinggi.
2.
Waktu yang perlu dikethaui adalah:
a.
Waktu reaksi (dari saat kartu
disajikan sampai muncul reaksi testee berupa cerita).
b.
Waktu cerita untuk masing-masing
kartu.
c.
Waktu keseluruhan (waktu dari
permulaan penyajian kartu pertama sampai pengembalian kartu terakhir dengan
selesainya cerita terakhir).
3 komentar
Cari BO dengan 1 user ID????
Klik ====>www.winning303.fun
Ayo Segera Daftar Akun Bermain Anda..Gratiss..
Klik >>>>>>> Daftar slot
Hubungi Segera:
WA: 087785425244
Cs 24 Jam Online
Punya E-Money atau Pulsa ?.
blm punya akun poker?
Mari join bersama kami di Donaco Poker
proses cepat,mudah & aman
Hubungi Kami Secepatnya Di :
WHATSAPP : +6281333555662
Dapatkan Double Bonus dari Donaco Poker Setiap Hari!!
Mau Tau Caranya??? Ayo Daftar..!!.atau Hubungi Kami Segera......
WHATSAPP : +6281333555662