Macam Gangguan Depresi
Gangguan depresi terbagi menjadi
dua, yaitu:
1.
Major Depressive Disorder (MDD)
MDD ditandai dengan kondisi emosi sedih dan kehilangan
kemampuan untuk menikmati aktivitas yang biasa dilakukan, bersama dengan
minimal 4 (empat) dari gejala di bawah ini :
a. Tidur terlalu banyak
(10 jam atau lebih) atau terlalu sedikit (sulit untuk tertidur, sering
terbangun)
b.
Kekakuan motorik
c. Kehilangan nafsu makan
dan berat badan menurun drastisatau sebaliknya makan berlebihan sehingga berat
badan meningkat drastis.
d. Kehilangan energy,
lemas, tidak bersemangat, tidak tertarik melakukan apapun
e. Merasa tidak berharga
f.
Kesulitan untuk berkonsentrasi, berpikir, dan
membuat keputusan
g.
Muncul pikiran tentang kematian berulang kali
atau bunuh diri
Gejala-gejala ini
muncul hamper sepanjang hari, setiap hari, selama minimal 2 (dua) minggu dan
bukan dikarenakan kehilangan yang wajar, misalnya karena suami/istri meninggal.
MDD sering disebut masyarakat umumdengan istilah depresi.
2.
Dysthymic Disorder (Gangguan
Distimik/Distimia)
Merupakan gangguan depresi yang
kronis. Individu yang didiagnosis mengalami distimik mengalami kondisi depresif
lebih dari separuh waktu dari minimal 2 (dua) tahun. Jadi, dalam jangka waktu 2
(dua) tahun, separuh dari waktu tersebut individu ini mengalami kondisi
depresif, minimal mengalami 2 (dua) gejala di bawah ini :
a. Kehilangan nafsu makan atau
sebaliknya
b. Tidur terlalu banyak/terlalu sedikit
c. Merasa diri tidak berharga
d. Kesulitan berkonsentrasi dan
mengambil keputusan
e.
Mersa
kehilangan harapan
Gejala
tidak tampak jelas lebih dari 2 (dua) bulan. Tidak ada episode MDD selama 2
tahun pertama gejala muncul. Gejala yang dialami lebih ringan daripada MDD
namun dengan waktu yang lebih lama.
Penanganan Depresi
Depresi
dapat ditangani dengan perubahan pola hidup, terapi psikologi, dan dengan
pengobatan (obat antiretroviral/ARV). Dilarang keras mengomati diri sendiri
dengan alkhohol, merokok yang berlebihan dan narkoba, karena zat yang
terkandung di dalamnya dapat meningkatkan gejala depresi dan menimbulkan
masalah lain. Berikut beberapa cara penanganan depresi :
1. Perubahan
pola hidup
a.
Berolahraga
Orang yang menderita
depresi mengalami stress, kecemasan, galau, kebingungan dan kegelisahan yang
berlarut – larut. Hal ini disebabkan oleh pikiran dan perasaan yang negatif.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghasilkan pikiran dan perasaan
positif yang dapat menghalangi munculnya mood negatif adalah dengan
berolahraga.
b.
Mengatur pola makan
Simptom depresi dapat diperparah oleh ketidakseimbangan nutrisi di
dalam tubuh, yaitu:
1) Konsumsi kafein secara berkala
2) Konsumsi sukrosa (gula)
3) Kekurangan biotin, asam folat, vitamin B, C, kalsium, magnesium
atau kelebihan magnesium dan tembaga
4) Ketidakseimbangan asam amino
5)
Alergi makanan
c.
Berdoa
Beberapa orang mempunyai
kecenderungan untuk berpaling dari agama dalam memperoleh kekuatan dan hiburan.
Dengan berdoa seseorang melakukan dan mengucap rasa syukur kepada Tuhan YME.
d.
Memiliki keberanian untuk
berubah
Penderita depresi harus
memiliki keberanian untuk melewati kegelapan menuju terang, keberanian untuk
berubah.
e. Rekreasi
Berjalan-jalan di tempat yang
asri, menyejukkan agar tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks dan nyaman.
Selain itu, melakukan aktivitas yang menjadi minat sebelumnya seperti, membaca
buku, memasak, memancing dll yang bisa membuat penderita menjadi rileks dan
nyaman.
2.
Terapi psikologi
a. Terapi Interpersonal
Bantuan psikoterapi bisa
dilakukan oleh psikolog dalam jangka pendek yang berfokus kepada hubungan antara
orang-orang dengan perkembangan symptom gangguan kejiwaan.
b. Konseling kelompok dan
dukungan sosial
Mengunjungi tempat layanan bimbingan konseling. Pelaksaan
wawancara konseling yang dilakukan antara seorang konselor professional dengan
beberapa pasien sekaligus dalam kelompok kecil.
c.
Terapi humor
Profesional medis yang membantu pasien untuk mempertahankan sikap
mental yang positif dan berbagai tawa merespons psikologis dari tertawa
termasuk meningkatkan pernafasan, sirkulasi, sekresi hormone, enzim pencernaan,
dan peningkatan tekanan darah.
d.
Terapi Kognitif (CBT)
Pendekatan CBT memusatkan perhatian pada proses berpikir klien
yang berhubungan dengan kesulitan emosional dan psikologi klien. Pendekatan ini
akan berupaya membantu klien mengubah pikiran-pikiran atau pernyataan diri
negatif dan keyakinan-keyakinan pasien yang tidak rasional. Fokus dalam teori
ini adalah mengganti cara-cara berfikir yang tidak logis menjadi logis.
3.
Pengobatan
Berkonsultasi kepada dokter
kejiwaan/psikiater. Beberapa obat antidepresan yaitu: lithium, MAOIs,
Tricyclics. Beberapa psikiater meresepkan perangsang jiwa (psychostimulant),
obat yang dipakai untuk mengobati gangguan deficit perhatian (attention deficit
disorder).
Pencegahan Depresi
Beberapa cara mencegah depresi agar tidak terjadi atau tidak
datang kembali adalah sebagai berikut:
1.
Bersikap realistis terhadap
apa yang kita harapkan dan apa yang bisa kita lakukan.
2. Tidak menyalahkan diri sendiri
atau orang lain saat kita melakukan suatu kesalahan atau mengalami kegagalan
3.
Tidak membanding-bandingkan
diri dengan orang lain ataupun kehidupan orang lain.
4. Pikirkan untuk menyimpan
keputusan besarsampai sembuh dari depresi, seperti menikah, bercerai, tentang
pekerjaan atau sekolah. Bicarakanlah dengan teman, professional (psikolog,
konselor atau psikiater)atau orang yang kita sayangi atau kita anggap mampu
membantu untuk melihat gambaran besarnya.
5. Dukungan keluarga, social
dengan mengatakan jika kita mengalami masalah atau sedang mengalami depresi.
6.
Rutin lakukan olahraga dan
kegiatan outdoor
7.
Tidak terlalu menyesali suatu
kejadian, bersikap tenang dan tidak mudah marah
8.
Bangunlah harga diri dan
mencoba bersikap dan berpikir positif.
9. Tidak menyendiri, menjauhi
diri dari pergaulan, lebih bersosialisasi, melakukan aktivitas dengan
lingkungan sekitar
10. Lebih religious, mendekatkan diri kepada Tuhan YME
Dirgayunita, A. (2016). Depresi: Ciri, Penyebab dan Penangannya. Journal An-nafs: Kajian dan Penelitian Psikologi, 1-14.