Sejarah Studi Bakat
Pelopor tes bakat adalah Charles Spearman (dalam McCann,2002) yang mengajukan teori dua faktor pada tahun 1927, teori ini menyatakan bahwa setiap aktivitas mental didasari pada faktor s (spesific) yang berbeda. Semua faktor s itu akan secara bersama membentuk single common factor yang disebut dengan g (general). Faktor g ini disebut sebagai intellegensi, dan kemuadia faktor s yang disebut sebagai bakat.
Tahun 1938 konsep ini dikembangkan oleh Thurstone (dalam Weiten, 1995; McCann 2002) yang mengajukan konsep Primary Mental Ability (PMA). Thurstone mengkritik Spearman yang terlalu memberi penekanan pada faktor g, menurutnya intellegensi manusia masih banyak mengandung kemampuan. Ia menyebutnya sebagai Primary Mental Ability. PMA ini terdiri dari pemahaman verbal (verbal Comprehension), kelancaran verbal (verbal fluency), pemahaman konsep angka (number), kemampuan ruang bidang (spatial visualization), ingatan (memori), penalaran (reasoing), kecepatan persepsi (perseptual speed).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)