Sejarah bakat bagian 2

Guilford (dalam Weiten, 1995; McCann 2002) yahun 1956 juga mengajukan konsep tiga dimensi dari intellegensi yang dikenal sebagai teori struktural intelektual. Tiga dimensi itu adalah operasi, isi, dan produk. Gabungan tiga dimensi itu akan membentuk 120 kemampuan manusia. Bakat meliputi persepsi, psikomotor, dan intelek. Dari Guilford berkembang konsep kreativitas, yang termasuk dalam bidang intelek. Konsep bakat terus berkembang hungga saat ini, tahun 1983 Howard Gardner (dalam Weiten, 1995; McCann 2002) memunculkan konsep multiple intellegence. Manusia memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Hal yang sangat ideal apabila dalam berbagai hal dikehidupan, terutama dalam pembelajaran, peserta didik menerima materi sesuai dengan bakat yang ia miliki. Bakat merupakan suatu masalah yang sama tuanya dengan manusia itu sendiri. Bakat telah dibahas sejak dahulu dan urgensinya masih tetap aktual sampai saat ini, meski dari segi ilmu pengetahuan, hasilnya masih jauh dari memuaskan. Bakat tidak hanya terbatas dalam hal pendidikan melainkan dalam hal pemilihan lapangan kerja. Bakat dipakai dalam terjemahan kata aptitude, talented, dan gifted.