Singgih (2007:31) menerangkan
bahwa ada beberapa teknik dalam terapi Gestalt, diantaranya adalah:
·
Pengarahan
langsung. Pasien dibantu agar merasakan atau melakukannya
sekarang. Kejadian yang sudah lewat agar dirasakan sekarang, demikian juga
dengan kejadian yang akan datang.
·
Pengarahan
langsung. Terhadap pasien terus-menerus diarahka pada apa yang
harus dilakukan. Apa yang dikemukakan pasien dipakai sebagai bahan agar terapis
secara aktif mengarahkan proses berpikir pasien, misalnya; mengenai kejadian
dulu dan ucapan dulu yang harus diucapkan sekarang.
·
Perubahan
bahasa. Terhadap pasien didorong agar merubah
pertanyaan-pertanyaan menjadi pernyataan, dengan keyakinan bahwa kebanyakan
pertanyaan-pertanyaan adalah pernyataan tentang diri sendiri yang tersembunyi.
Misalnya contoh pertanyaan: apakah anda suka saya? Pada dasarnya pertanyaan ini
adalah pernyataan bahwa: saya tidak yakin anda suka saya!
·
Teknik
kursi kosong. Teknik ini sangat terkenal dan dianggap
banyak manfaatnya pada terapi Gestalt. Sering disebut juga sebagai teknik
latihan atau permainan peran (role-playing).
Kalau seorang pasien mengekspresikan ketegangannya terhadap orang lain, ia
diarahkan untuk berbicara dengan orang lain yang dibayangkan sedang duduk di
kursi kosong di samping atau di depannya. Setelah itu, terapis meminta pasien
untuk bertukar tempat duduk dengan menjawabnya seolah-olah ia adalah orang lain
tersebut. Terapis mengarahkan pembicaraan antara pasien dengan tokoh imajiner
dengan menukar kursi pada saat-saat kritis. Dengan demikian pasien akan belajar
untuk menyadari dan mengerti perasaannya secara lebih baik.
Berbicara dengan bagian dari dirinya. Ini merupakan variasi
dair teknik kursi kosong. Percakapan terjadi antara bagian-bagian yang ada
dalam diri seseorang, misalnya yang menimbulkan konflik. Atau antara yang harus
(top dog) dengan yang sebaliknya (underdog) yang pasif dan yang penurut.
1 komentar:
thanks gan informasinya