Contoh
Kasus
Nita siswi SMA kelas X merupakan anak
kedua dari dua bersaudara. Kakaknya Nila duduk di kelas XII, satu sekolah
dengannya. Nita tinggal bersama ibu dan kakaknya. Sementara ayahnya, telah
meninggal karena kecelakaan pesawat setahun yang lalu. Setelah kematian
ayahnya, Nita menjadi anak yang pemurung dan suka menyendiri. Di sekolah, Nita
sering bolos, nilai ulangan yang jelek, dan gurunya sering memergoki dirinya
tidur ditengah pelajaran sedang berlangsung. Karena perilaku Nita yang seperti
itu, wali kelas mengadu kepada ibu Nita. Sehingga, ibu Nita mengambil tindakan
dengan mengundang guru BK Nita karena Nita enggan pergi ke ruang BK untuk
berkonsultasi..
Beberapa hari kemudian guru BK, datang ke
rumah Nita...
Konselor :
”Assalamualaikum....”
Ibu :
”Waalaikumsalam..., Oh Ibu, silahkan masuk!
(mempersilahkan
duduk)
Konselor :
”Ya terimakasih”
Ibu
:”Apa kabar ibu? Sudah
lama tidak berjumpa. Maaf saya terpaksa
mengundang ibu datang kemari karena Nita selalu
menolak pergi
ke BK untuk berkonsultasi”
Konselor : ”Emmm... Tidak apa-apa Bu, saya juga
sebenarnya
mengharapkan Nita datang ke ruang BK, namun
saya tunggu
Nita tidak pernah datang jadi saya justru
senang bila ibu
mengundang saya. Bagaimana kabar ibu?”
Ibu :
“Saya baik bu alhamdulillah”
(ibu memanggil Nita dan Nila)
Konselor :
“Hai, apa kabar Nita?”
Nita :
“Nita baik bu”
Konselor :
“kalau kakak?”
Nila :
“Alhamdulillah baik bu”
Ibu :
“Alhamdulillah kami semua baik bu”
Konselor
: “Baiklah, saya ucapkan
terimakasih kepada Ibu, Nita serta Nila
yang sudah mengundang saya datang kemari.
Mungkin ada yang
bisa saya bantu?”
Ibu :
“Iya bu, tentu ada. Terutama Nita”
Konselor :
“Ada apa dengan Nita bu?”
Ibu
: ”Saya rasa Nita
baik-baik saja tetapi sejak Ayahnya meninggal
ada sedikit perubahan pada diri Nita, Nita
jadi tertutup dan
senang menyendiri di kamarnya. Jika di
sekolah, saya kurang
mengetahui Nita bagaimana”
Konselor
: ”Apakah ibu tidak mengetahui
jika Nita akhir-akhir ini tidak
masuk ke sekolah?”
Ibu
: ”Tidak Bu, saya malah
baru mengetahui dari Ibu sekarang. Jadi
selama ini kamu bolos? Kamu udah ngebohongin
Ibu? Beban ibu
sudah sangat banyak apalagi setelah ayahmu
meninggal,tapi ibu
selalu berusaha berani dan tegar menerima
cobaan hidup. Ibu
tegar ini untuk Nita.”(tersedu-sedu)
Nita :
(Nita hanya menunduk diam sambil menangis)
Konselor
: “Saya mengerti apa yang ibu
rasakan. Mungkin bukan hanya ibu
saja yang merasa kehilangan ayah tetapi Nita
merasakan hal itu
juga. Bukan begitu Nita?”(konselor sambil
menatap wajah Nita)
Nita : “Ya, sebenernya Nita juga
sangat merasa kehilangan ayah. Dulu
ayah selalu ada buat Nita sekarang tidak ada
lagi yang mau
nemenin Nita. Nita merasa hidup ini sudah
tidak ada artinya. Nita
males sekolah dan tidak ada semangat untuk
belajar, karena tidak
ada yang memberi semangat lagi seperti ayah
dulu.”
Ibu
: “Mengapa kamu mesti
bolos sekolah, jika itu karena kamu merasa
kehilangan ayahmu? Mengapa kamu tidak cerita
pada Ibu tentang
apa yang kamu rasakan, Nita?
Kakak :
“Iya Nita, mengapa kamu tidak cerita pada kakak saja?”
Nita : “Nita pikir tidak ada yang
mau mengerti Nita. Ibu sibuk bekerja
dan kakak juga sibuk mempersiapkan UAN. Nita
memang bolos
Bu, Nita tidak punya semangat dari ayah
seperti dulu.”
Konselor
: “Baiklah, jadi yang menyebabkan
Nita bolos itu karena tidak ada
ayah lagi yang menyemangati Nita? Benar
begitu? Bukankah
semua yang kita miliki itu hanya titipan, dan
semua yang
dititipkan itu akan kembali ke asalnya,
begitu juga dengan
ayahmu.”
Ibu
: “Maafkan ibu, mungkin
selama ini ibu tidak mempunyai waktu
untukmu Nita. Ibu sibuk bekerja karena
menggantikan ayahmu
sebagai kepala keluarga. Apabila Ibu tidak
bekerja, kita tidak
punya uang. Tapi ke depannya Ibu akan
berusaha untuk
meluangkan waktu lebih banyak untuk kalian
berdua.”
Kakak
: “Nita maafkan Kakak juga.
Setelah beres UAN nanti, kakak janji
akan menyempatkan lebih banyak waktu
bersama kamu lagi.”
Nita : “Iya... Nita juga mengerti
akan hal itu.. tapi ketika ayah
meninggal, Nita tidak sempat bertemu dengan
ayah dulu. Nita
tidak sempat mengatakan kata perpisahan. Nita
juga belum
melakukan suatu yang berarti, apalagi
sekarang ayah sudah
meninggal, Nita sudah tidak punya kesempatan
lagi.”
Konselor
: “Iya Ibu mengerti penyesalan
yang Nita rasakan. Apakah Nitatahu
masih ada hal yang bisa Nita lakukan untuk
ayah meskipun
kalian sudah tidak lagi bersama.”
Nita :“Em...
saya juga bingung apa yang harus saya lakukan”
Konselor
: “Ada tiga amalan yang tidak
akan terputus ketika seseorang
meninggal yaitu ilmu yang bermanfaat, amal
jariah dan doa anak
yang saleh. Apakah Nita suka mendoakan ayah?”
Nita : “Iya kakak dan ibu suka
ngajak salat berjamaah bareng dan
mendoakan ayah, tapi Nita selalu
menolaknya.”
Konselor
: “Bagaimana perasaan kakak setelah mendoakan ayah?”
Kakak
: “Kakak merasa tenang dan
ikhlas dengan kepergian ayah.
Memang awalnya saya merasa kehilangan arah
sama seperti Nita,
tetapi saya tidak ingin larut dalam kesedihan,
karena kasihan
ayah di sana dia akan merasa berat.”
Konselor :
“Kalau dengan Ibu bagaimana?”
Ibu
: “Saya sudah
mengikhlaskan kepergian ayah sama seperti kakak,
mengingatnya justru membuat saya semakin sedih,
yang dapat
saya lakukan sekarang adalah berdoa dan
membahagiakan kedua
anak saya.”
Konselor
: “Sekarang Nita tahu apa yang
dirasakan oleh Ibu dan kakak,
mereka juga merasa kehilangan, tetapi mereka
mampu untuk
tegar menghadapi semua ini. Setelah
mengetahui ungkapan yang
dirasakan oleh ibu dan kakak, Nita tahu apa
yang dapat
dilakukan ke depannya?”
Nita : “Iya Nita sadar selama ini
Nita salah, mulai ke depannya Nita
akan berusaha untuk tidak bolos lagi dan
mencoba
mengikhlaskan kepergian ayah, Nita juga akan
mendoakan ayah
agar dia tenang disana. Nita tidak ingin
membebani ibu dan kakak lagi.”
Konselor
: “Akhirnya semua sudah menyadari
bahwa kehidupan dunia ini
tidaklah kekal, mudah-mudahan dengan
pertemuan ini kita bisa
menemukan makna hidup ini.”
Analisis Contoh Kasus
Ilustrasi kasus di atas sedang
menggambarkan seorang anak remaja bernama Nita yang semenjak kepergian ayahnya
setahun lalu akibat kecelakaan, Nita menjadi anak yang pemurung, cenderung
menarik diri dari lingkungannya baik di sekolah maupun di rumah. Bahkan Nita
juga kerap membolos sekolah tanpa diketahui oleh ibunya. Saat melakukan
konsultasi, Nita mengaku bahwa semenjak kepergian sang ayah Ia seperti
kehilangan arah karena tidak ada lagi semangat yang biasa diberikan sang ayah
pada dirinya. Dengan menggunakan Logoterapi, Nita yang merasa kehilangan
“arah”, konselor menuntun Nita untuk membuka jalan fikirannya, melihat pada
kenyataaan, berorientasi pada masa depan, dan lebih mampu memaknai sesuatu
dalam hal ini memaknai kepergian ayahnya. Konselor membuka jalan pikiran Nita
dengan cara menyadarkan bahwa saat ini yang Nita lakukan untuk meratapi
kepergian ayahnya dengan cara yang negatif merupakan hal yang salah. Konselor
menuntun Nita agar lebih mampu memaknai kepergian ayahnya dengan cara yang
positif yakni dengan mendoakan ayahnya dan tidak terus menerus meratapi
kepergian ayahnya.
Penerapan logoterapi dalam konseling di atas merupakan hal yang sangat tepat dalam menghadapi karakteristik permasalahan pada subjek yang kurang memiliki makna atau arti dalam kehidupanya. Seperti dalam
penelitianya Wibowo tentang “penerapan konseling individu dengan teknik
logoterapi untuk menurunka nself defeating pada siswa sekolah menengah atas” di
peroleh hasil berdasarkan analisis individual dapat menunjukkan munculnya
pemaknaan diri setelah dilakukan konseling yang dialami oleh 5 siswa yang
mengalami kecemasan komunikasi, artinyahalinimenunjukkan bahwa konseling
Logoterapi dapat menurunkan kecenderungan perilaku mengalahkan diri (Self
Defeating) pada siswa sekolah menengah pertama dan sederajat. Selain itu hal
senada terdapat dalam penelitianya Vera Ukus dkk tentang “pengaruh penerapan
logoterapi terhadap kebermaknaan hidup pada lansia di badan penyantunan lanjut
usia senjah cerah panik bawah manado” di peroleh hasil 0,005 (P value ≤ 0,05)
dengan nilai kemaknaan α = 0,05 maka penelitian ini menunjukan adanya pengaruh
penerapan logoterapi terhadap kebermaknaan hidup pada lansia. Hasil penelitian
ini membuktikan bahwa pengaruh logoterapipada lansia dapat meningkatkan
kebermaknaaan hidup lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, P. D. (2006). Logoterapi (Terapi Psikologi
Melalui Pemaknaan Eksistensi). Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Baihaqi,
M. (2008). Psikologi Pertumbuhan (Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan
Optimisme). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Schultz,
D. (1991). Psikologi Pertumbuhan (Model-Model Kepribadian Sehat).
Yogyakarta: Kanisius.
Hana
Himi, P. (Vol. 5 No. 4 2015). Logotherapy-Theretical Aspects And Field Studies
In Israel. International Journal of Humanities And SociaL .