Pict by Khatulistiwa.net |
Proses konseling pada
umumnya mencakup tahap-tahap seperti perkenalan, pengungkapan dan penjajakan
masalah, pembahasan bersama, evaluasi dan penyimpulan, serta pengubahan sikap dan
perilaku. Biasnya setelah masa konseling berakhir masih dilanjutkan pemantauan
atas upaya perubahan perilaku dan klien dapan mlakukan konsultasi lanjutan jika
diperlukan. Konseling logoterapi berorientasi pada masa depan (future
oriented) dan berorientasi pada makna hidup (meaning oriented).
Relasi yang dibangun antara konselor dengan konseli adalah opennes, yaitu
hubungan antar pribadi yang ditandai oleh keakraban dan keterbukaan, serta
sikap dan kesediaan untuk saling menghargai, memahami dan menerima sepenuhnya
satu sama lain.
Ada empat tahap utama didalam proses
konseling logterapi diantaranya adalah:
1. Tahap perkenalan dan pembinaan rapport.
Pada tahap ini diawali dengan menciptakan suasana nyaman untuk konsultasi
dengan pembina rapport yang makin lama makin membuka peluang untuk klien
dapat membuka diri dan becerita tentang masalahnya Percakapan dalam tahap ini
tak jarang memberikan efek terapi bagi konseli namun, lebih bertujuan untuk
menggali apa yang ada dalam pikiran konseli.
2. Tahap pengungkapan dan penjajagan masalah.
Pada tahap ini konselor mulai membuka dialog mengenai masalah yang dihadapi
konseli. Berbeda dengan konseling lain yang cenderung membeiarkan konseli
‘sepuasnya’ mengungkapkan masalahnya, dalam logoterapi konseli sejak awal
diarahkan untuk menghadapi masalah itu sebagai kenyataan.
3. Pada tahap pembahasan bersama, konselor
dan konseli bersama-sama membahas dan menyamakan persepsi atas masalah yang
dihadapi. Tujuannya untuk menemukan arti hidup sekalipun dalam penderitaan.
4. Tahap
evaluasi dan penyimpulan mencoba memberi interpretasi atas informasi yang
diperoleh sebagai bahan untuk tahap selanjutnya, yaitu perubahan sikap dan
perilaku konseli. Pada tahap-tahap ini tercakup modifikasi sikap, orientasi
terhadap makna hidup, penemuan dan pemenuhan makna, dan pengurangan symptom.