Pict B.F Skinner by Alchetron.com |
Ketika berusia 2 setengah tahun, adiknya, Edward
yang biasa disapa Ebbie lahir. Freud merasa bahwa adiknya lebih disayang oleh
kedua orang tuanya. Namun, ia tidak merasa kehilangan kasih sayang dari kedua
orang tuanya. Pada tahun pertama Freud di perguruan tinggi, adiknya, Ebbie
meninggal dunia. Sejak saat itu kedua orang tuanya menjadi progresif dan sulit
memberikan izin kepada Freud untuk bepergian. Mereka menginginkan Freud menjadi
anak rumahan “The Family Boy” saja. Dengan sungguh-sungguh kedua orang tuanya sukses
menjalankan kewajiban dengan menjaga kestabilan keuangan freud, bahkan hingga
ia menjadi seorang psikologi terkemuka di Amerika.
Pada tahun pertama, Skinner tertarik untuk menjadi
seorang penulis profesional, dengan tujuan atau cita-citanya mempublikasikan Walden Two ketika ia mulai berusia 40 tahun. Ketika Skinner tamat dari sekolah
menengah, keluarganya pindah ke Scranton, Pennsylvania. Dan hampir dengan
seketika Skinner masuk ke Peguruan Tinggi Hamilton, sebuah sekolah kesenian
liberal di Clinton, New York. Setelah mendapatkan gelar sarjana muda di
Inggris, Skinner menyadari ambisinya untuk menjadi seorang penulis yang
kreatif.
Skinner memberi tahu ayahnya bahwa ia berkeinginan
untuk menghabiskan waktu satu tahun dengan tanpa bekerja di rumah kecuali
menulis. Dengan alasan akan kebutuhan untuk membangun/membentuk kehidupan,
ayahnya (William Skinner) dengan terpaksa mendukung skinner selama satu tahun
ini, dengan kondisi atau alternatif skinner akan mendapatkan pekerjaan yang lain
jika karir menulisnya tidak sukses. Namun, datang sebuah surat pemberi harapan
dari Robert Frost, dengan suratya ia memberikan harapan kepada Skinner untuk
menjadi seorang penulis karena ia telah membaca tulisan-tulisan Skinner.
Skinner pun kembali ke rumah orang tuanya di
Scranton, belajar di loteng dan mulai menulis dari pagi hari. Namun, usahanya
tidak produktif karena ia malah tidak memiliki ide untuk disampaikan dan
dituangkan dalam tulisan-tulisannya. Hingga satu tahun itu disebut sebagai
“Tahun Kegelapan” bagi Skinner. Tahun kegelapan tersebut memberikan gambarana
akan kuatnya kebimbangan identitas hidup Skinner, dan ini bukanlah kirisis
identitas yang terakhir bagi Skinner.
Di akhir tahun kegelapannya yang berlangsung selama
18 bulan, Skinner dihadapi dengan permintaan untuk mencari pekerjaan baru.
Psikologi pun memberinya isyarat. Setelah membaca beberapa karya Watson dan
Pavlov, ia memutuskan untuk menjadi seorang behavioris. Ia pun tidak pernah
ragu terhadap keputusannya tersebut dan dengan kesungguhan hati menerjunkan
dirinya ke dalam behaviorisme radikal.
Meskipun Skinner tidak pernah mengambil pendidikan
sarjana psikologi, Harvard menerimanya sebagai mahasiswa lulusan psikologi.
Setelah mendapatkan gelar PhD pada tahun 1931, Skinner menerima beasiswa dari
Dewan Penelitian Nasional untuk melanjutkan penelitian laboratoriumnya di
Harvard. Skinner pun menjadi pecaya diri dengan identitasnya sebagai seorang
behavioris. Ia juga membuat garis besar cita-cita/tujuannya dalam 30 tahun ke
depan. Dalam rencananya, Skinner juga terus
mengingatkan dirinya untuk benar-benar taat dan sungguh-sungguh dalam mendalami
metodologi behavioristik. Di tahun 1960, Skinner telah berhasil mewujudkan fase
terpenting dalam rencananya.
Pada tahun, 1936, Skinner mulai mendapatkan posisi
atau kedudukan pada pengajaran dan penelitian di Universitas Minnesota. Sesaat
setelah pindah ke Minneapolis, ia memiliki seorang kekasih dengan masa pacaran
yang pendek dan tidak menentu. Hingga ia kemudian menikah dengan Yvonne Blue.
Skinner mempunyai 2 orang anak, yaitu Julie yang lahir pada tahun 1938 dan
Deborah (Debbie) yang lahir pada tahun 1944. Dalam tahun-tahunnya di Minnesota,
Skinner menerbitkan buku pertamanya yang berjudul The
Behavior of Organisms (1938).
Di usiannya yang ke-40 tahun, Skinner masih
bergantung kepada bantuan keuangan dari ayahnya untuk berjuang dalam ketidak
berhasilannya menulis buku mengenai perilaku lisan (Behavior Verbal).
Karena ia tidak sepenuhnya terlepas dari “Tahun Kegelapan” dalam 20 tahun
pertama. Meski Skinner menjadi sukses dan menjadi seorang behavioris terkemuka,
ia lamban dalam mengatur dan menghasilkan keuangannya sendiri. Dengan model
kekanak-kanakan, ia mengijinkan orang tuanya untuk membayar mobil, liburan,
pendidikan anak-anaknya di sekolah, bahkan rumah untuk keluarganya.
Ketika Skinner masih menuntut ilmu di
Universitas Minnesota, ayahnya memberikan penawaran kepada Skinner, bahwa ia
akan membayar gaji sekolah musim panasnya jika ia terlebih dahulu mengajar
selama musim panas dan membawa istri serta kedua anaknya ke Scranton. Skinner
pun menerima tawaran dari ayahnya untuk pindah ke Scranton serta untuk kembali
menulis. Namun, buku yang ia tulis masih belum dapat diselesaikan juga hingga
beberapa tahun mendatang.
Pada tahun 1945, Skinner meninggalkan Minnesota
untuk mengetuai/mengepalai sebuah Departemen Psikologi di Universitas Indiana,
sebuah pilihan yang menjadikannya lebih frustasi karena tugas-tugas
administifnya menjemukan, ditambah Skinner belum merasakan pengetahuan dan
pengalaman akan psikologi itu sendiri. Namun, istrinya memiliki perasaan atau anggapan
yang bertentangan dengan Skinner. Ia beranggapan bahwa meskipun begitu, krisis
pribadi Skinner akan segera berkahir dan karir profesionalnya pun akan datang.
Pada liburan musim panas tahun 1945, Skinner
menulis Wolden Two,
sebuah novel khayalan yang menggambarkan sebuah masyarakat sosial dengan
permasalahan dalam penyelesaian masalah yang berhubungan dengan perilaku ahli
teknik. Meskipun tidak diterbitkan hingga 1948, bukunya disajikan oleh penulis
dengan terapi langsung dalam bentuk emotional catharsis. Hingga
akhirnya Skinner dapat belajar dari kegagalan menuju kemahiran selama tauhn
kegelapannya, yitu 20 tahun pertama.
Skinner menjelaskan bahwa dua karakter yang ada
dalam bukunya yaitu Farazier dan Burris mewakili usaha/percobaannya untuk
menggabungkan dua askpek berbeda yang ada dalam kepribadiannya sendiri. Buku Wolden Two pun turut menjadi pembangun karier profesional Skinner. Tidak lama
kemudian ia mengurung diri untuk pembelajaran laboratorium terhadap tikus dan
burung dara, tapi kemudian ia terlibat/dilibatkan dalam aplikasi analisis
tingkah laku terhadap teknologi pembentukan perilaku manusia dan mendapatkan
ungkapan filosofis dalamBeyond Freedom and Dignity.
Pada tahun 1948, Skinner kembali ke Harvard, dan
melanjutkan eksperimen kecil menggunakan burung dara. Tahun 1964, di usianya
yang ke-60 tahun, Skinner berhenti mengajar. 10 tahun kemudian, ia mengambil 2
program pendanaan karier dari pemerintah pusat untuk masa 5 tahun, yang
mengizinkan Skinner untuk melanjutkan menulis dan memimpin penelitian. Ia pun
berhenti menjadi profesor psikologi pada tahun 1974. Setelah berhenti mengajar
pada tahun 1964, Skinner menulis beberapa buku penting mengenai tingkah laku
manusia (human behavior) yang membantunya mendapatkan gelar sebagai America’s best-known living psychologist.
Pada tanggal 18 Agustus 1990, Skinner meninggal
karena menderita leukimia. Satu minggu sebelum kematiannya, Skinner mengirimkan
pidato emosianalnya kepada konvensi American
Psychological Association (APA)
mengenai kelanjutan advokasinya tehadap behaviorisme radikal. Dengan adanya
konvesi ini, ia mendapat surat pujian pertama sebagai Outstanding lifetime Constribution to Psychology. Dan Skinner adalah satu-satunya orang yang mendapat
penghargaan tersebut dalam sejarah APA.
Alwisol,
2009 :Psikologi Kepribadian, Malang,
UMM Press
Walgito,
Bimo, 2005 : Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta,
Penerbit Andi