Pict by Photobucket.com |
Cara
untuk mengidentifikasi potensi anak dapat menggunakan dua hal yaitu dengan
mengidentifikasi bakat anak dan mengetahui minatnya (kepribadian anak). Bakat anak
dapat diidentifikasi dari kemampuan umum (inteligensi), kreativitas, dan
motivasi.
Suatu
penelitian di Jakarta tentang sikap orang tua dalam pendidikan anak
menyimpulkan bahwa orang tua kurang menghargai perkembangan dari ciri-ciri
inisiatif, kemandirian, dan kebebasan yang erat hubungannya dengan pengembangan
kreativitas dan lebih mementingkan ciri-ciri kerajinan, disiplin, dan
kepatuhan.
Beberapa
hal yang perlu dilakukan orang tua, guru atau lingkungan terdekat anak untuk
mengambangkan bakat dan minat adalah:
1. Memahami Anak
Hal penting sebelum mengadakan diagnosa terhadap potensi
anak adalah bahwasannya orang tua sebagai pendidik harus memahami dulu tentang
diri anaknya sendiri. Memahami diartikan
sebagai mengetahui dan
mengenali anak, misalnya
mengetahui dan mengenali karakternya, mengetahui dan
mengenali gaya belajarnya, mengetahui dan mengenali motivasi belajar mereka
apakah atas dorongan
sendiri (karena ingin
sukses dalam belajar)
atau atas dorongan orang tua,
atau karena tergiur dengan iming-iming / hadiah dari nenek-kakeknya, dan sebagainya.
2. Mengidentifikasi Potensi Anak
Potensi akan nampak terlihat (teraktualisasikan) bila
potensi di asah, distimulasi, dan dikembangkan oleh lingkungan sekitarnya. Potensi dalam
dunia pendidikan akan
memiliki peranan yang
sangat berarti, karena dengan
potensi seseorang dapat
mengembangkan dirinya, dapat
mengaktualisasikan dirinya. Bila para
pendidik telah melakukan
berbagai stimulasi kepada
anak dalam rangka menggali potensinya, maka sudah
seyogianya apa yang sudah dilakukannya tersebut dites. Tujuannya tiada
lain adalah untuk
mengetahui sampai sejauh
mana potensi anak
sudah terkembangkan, atau sampai
sejauhmana kemajuan-kemajuan yang
sudah dicapai anak
dari stimulasi-stimulasi yang telah diberikan lingkungan (pendidik).
a.
Kemampuan Umum
Kemampuan
umum anak dapat diketahui dengan melakukan tes inteligensi. Munandar mengemukakan
bahwa kemampuan umum anak merujuk pada beberapa indikator yaitu, mudah
menangkap pelajaran, mudah mengingat kembali, memiliki perbendaharaan kata yang
luas. Ada berbagai jenis tes inteligensi yaitu: WAIS, WISC, WPPSI, Tes Binet,
dan lain sebagainya.
b.
Kreativitas
Kreativitas
merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi,
atau unsur-unsur yang ada. Secara operasional kreativitas dapat
dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan
(fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk
mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Secara
detail, kreativitas anak dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:
a.
Memiliki rasa ingin tahu yang besar
b.
Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot
c.
Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah
d.Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak
malu-malu
e.
Mempunyai/menghargai rasa keindahan.
Strategi yang digunakan untuk untuk mengembangkan
kreativitas adalah Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk.
1. Pribadi
Kreativitas ditinjau dari segi pribadi
menunjuk pada potensi atau daya kreatif yang ada pada setiap pribadi, anak
maupun orang dewasa. Pada dasarnya, setiap orang memiliki bakat kreatif dengan
derajat dan bidang yang berbeda-beda.Untuk dapat mengembangkan kreativitas anak
atau kreativitas diri sendiri, kita perlu mengenal bakat kreatif pada anak (atau
diri sendiri), menghargainya dan memberi kesempatan serta dorongan untuk
mewujudkannya.
2. Pendorong
Agar kreativitas dapat
berkembang memerlukan dorongan atau pendorong dari diri sendiri dan dari luar.
Pendorong yang datangnya dari diri sendiri berupa hasrat
dan motivasi yang kuat untuk berkreasi. Sedangkan dari luar misalnya keluarga,
sekolah, dan lingkungan.
3. Proses
Kreativitas sebagai suatu
proses dapat dirumuskan sebagai suatu bentuk pemikiran dimana individu berusaha
menemukan hubungan-hubungan yang baru untuk mendapatkan jawaban, metode, atau
cara-cara baru dalam menghadapai suatu masalah.
4. Produk
Pada anak yang masih dalam proses
pertumbuhan, kreativitas hendaknya mendapat perhatian dan jangan terlalu cepat
mengharapkan ‘produk kreativitas’ yang bermakna atau bermanfaat.
c.
Motivasi
Motivasi
intrinsik dapat diartikan sebagai dorongan kuat yang bersumber dari dalam diri
anak untuk melakukan sesuatu (belajar). Anak mau belajar karena ia betul-betul
memiliki dorongan kuat dari dalam dirinya untuk belajar,
bukan karena tergiur oleh iming-iming atau
hadiah dari orang tua atau dari gurunya.
Hal-hal
yang perlu dilakukan oleh orang tua lainnya untuk mengembangkan bakat dan minat
anaknya
a.
Cermati berbagai kelebihan, keterampilan
dan kemampuan yang tampak menonjol pada anak sejak usia dini.
b.
Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada
kelebihan dirinya.
c.
Kembangkan konsep diri positif pada anak.
d.
Perkaya anak dengan berbagai wawasan,
pengetahuan, serta pengalaman di berbagai bidang.
e.
Usahakan berbagai cara untuk meningkatkan
minat anak untuk belajar dan menekuni bidang-bidang yang menjadi kelebihannya.
f.
Tingkatkan motivasi anak untuk
mengembangkan dan melatih kemampuannya.
g.
Stimulasi anak untuk meluaskan
kemampuannya dari satu bakat ke bakat yang lain.
h.
Berikan penghargaan dan pujian untuk
setiap usaha yang dilakukan anak.
i.
Sediakan fasilitas atau sarana untuk
mengembangkan bakat anak.
j.
Dukung anak untuk mengatasi berbagai
kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya.
k.
Jalin hubungan baik antara orang tua, guru,
dengan anak atau remaja.
Hal-hal
yang perlu dicermati dalam pengembangan bakat dan minat pada remaja khususnya,
yaitu:
· 1. Mengikuti Minat Teman.
Usia
remaja adalah masa perkembangan yang ditandai dengan solidaritas tinggi
terhadap teman-teman sebayanya. Remaja kurang memahami siapa dirinya, memiliki
kebutuhan yang besar untuk berada dan diakui dalam kelompoknya. Hal ini
seringkali membuat remaja mengikuti minat temannya, memilih bidang yang
sebenarnya kurang sesuai dengan bakat dan minatnya. Untuk memilih bidang-bidang
yang akan dikembangkannya, remaja perlu berdiskusi, mencari masukan dan
bertukar pikiran dengan orang tuanya.
2. Penelusuran Bakat dan Minat Secara Dangkal.
Memperhatikan bakat
dan minat anak membutuhkan usaha yang serius dan berkesinambungan. Tes bakat
pada umumnya memadukan kemampuan intelektual ataupun ketrampilan dengan bakat
dan minat yang dimiliki seseorang. Kemampuan tinggi tanpa didukung oleh minat
akan membuat anak bisa berhasil dalam pendidikannya akan tetapi antusiasme
untuk mempelajarinya kurang tinggi minat dan bakat yang tinggi di suatu bidang
tanpa didukung kemampuan akan membuat seseorang membutuhkan tenaga dan usaha
ekstra keras untuk mencapainya. Selain hal tersebut tentunya di manapun
seseorang belajar dan bekerja dibutuhkan motivasi belajar, daya juang dan
ketekunan.