Pict by Schizophrenia.com |
A. Definisi Cognitive Behavior Therapy
(CBT)
Menurut
Beck dalam Blenkiron
(2010:5) mendefinisikan CBT sebagai “pendekatan konseling yang dirancang
untuk menyelesaikan permasalahan konseli pada saat ini dengan
cara melakukan restrukturisasi kognitif dan perilaku yang menyimpang”.
Menurut Pedneault (2008) Cognitive
Behavior Therapy adalah” salah satu bentuk psikoterapi yang didasarkan pada
teori bahwa tanda dan gejala fisiologis berhubungan dengan interaksi antara
pikiran, perilaku dan emosi”.
Terapi
kognitif behavioral adalah terapi yang mempergunakan gabungan antara tiga
pendekatan yaitu biomedik, intrapsikik dan lingkungan. Dalam melakukan terapi
dengan teknik ini banyak mempergunakan prosedur dasar untuk melakukan perubahan
kognitif dan perilaku. Terapi ini didasarkan pada teori bahwa efek keadaan
emosi, perasaan dan tindakan seseorang, sebagian besar ditentukan oleh bagaimana
seseorang tersebut membentuk dunianya, jadi bagaimana seseorang berfikir,
menentukan bagaimana perasaan dan reaksinya.
Pikiran
seseorang memberikan gambaran tentang rangkaian kejadian didalam kesadarannya.
Gejala perilaku yang berkelainan atau menyimpang, berhubungn erat dengan isi
pikiran, misalnya seorang menderita anxietas
atau gangguan kecemasan, ketakutan, kekuwatiran yang kuat karena mengantisipasi
akan mengalami hal-hal yang tidak enak pada dirinya. Dalam hal seperti ini,
kognitif behavioral dipergunakan untuk mengidentifikasi, memperbaiki perilaku
yang sesuai, dan fungsi kognisi yang terhambat, yang mendasari aspek
kognitifnya yang ada.
Terapis dengan pendekatan kognitif behavior
mengajar klien agar berpikir lebih realistic dan sesuai sehingga dengan
demikian akan mengilangkan atau mengurangi gejalah yang berkelainan yang ada.
Terapi cognitive behavior tidak
berfokus pada kehidupan masa lalu dari individu akan tetapi memfokuskan pada
masalah saat ini dengan tidak mengabaikan masa lalu.
B. Tujuan Cognitive Behavior Therapy
Menurut
Oemarjoedi (2003:9) tujuan terapi Cognitive
Behavior adalah untuk menentang pikiran dan emosi yang salah dengan
menampilkan bukti-bukti yang bertentangan dengan keyakinan mereka tentang
masalah yang dihadapi. Beberapa ahli Cognitive
Behavior memiliki pendapat bahwa masa lalu tidak perlu menjadi fokus
penting dalam terapi, karenanya Cognitive
Behavior lebih banyak bekerja pada status kognitif masa kini untuk dirubah
dari negatif menjadi positif. Sementara sebagian ahli lain berusaha menghargai
masa lalu sebagai bagian dari hidup klien dan mencoba membuat klien menerima
masa lalunya, untuk tetap melakukan perubahan pada pola pokir masa kini demi
mencapai perubahan untuk masa yang akan datang.