Dinamika Kepribadian Menurut B.F Skinner



Pengkondisian
Skinner mengenali dua bentuk pengkondisian yaitu pengkondisian klasik dan pengkondisian operan. Salah satu perbedaan antara pengkondisian klasik dengan pengkondisian operan ialah bahwa dalam pengkondisian klasik, perilaku diperoleh oleh dua organisme. Sedangkan dalam pengkondisian operan, perilaku terpencar. Respon yang terpencar tidak ada sebelumnya dalam diri manusia, melainkan muncul karena sejarah individual atas penguatan.

1.  Pengkondisian Klasik
Dalam pengondisian klasik, stimulus netral yang dipasangkan beberapa kali dengan stimulus yang terkondisi akan menimbulkan respon yang pada mulanya tidak dikondisikan menjadi respon terkondisi.
2.  Pengondisian Operan
Kunci dalam pengondisian operan adalah penguatan yang langsung dari sebuah respon. Kemudian penguatan itu akan meningkatkan probabilitas terulanginya perilaku. Skinner yakin bahwa kebanyakan perilaku manusia dipelajari melalui pengondisian operan. Pengondisian ini disebut pengondisian operan karena organisme beroperasi pada sebuah lingkungan untuk mengkasilkan suatu efek yang spesifik. Pengondisian operan dapat mengubah frekuensi dan probabilitas respon terjadi.

Pembentukan
Pembentukan (Shapping) adalah suatu prosedur ketika peneliti atau lingkungan memberikan suatu penghargaan atas perkiraan kasar dari perilaku tersebut, lalu perkiraan yang lebih dekat dan terakhir, perilaku yang diinginkan tersebut. Melalui suatu proses perkiraan berkala, peneliti atau lingkungan secara bertahap membentuk suatu kumpulan yang final dan kompleks dari perilaku (Skinner dalam Feist &Feist, 2010). Melatih seorang anak dengan keterbatasan mental yang parah merupakan salah satu ilustrasi dari proses pembentukan. Untuk melatih anak tersebut, orang tua harus memecah perilaku yang kompleks tersebut menjadi bagian-bagian yang sederhana. Misalkan, orang tua memberikan penghargaan berupa permen ketika anak tersebut memasukkan tangan kanannya ke dalam bagian lengan kanan dari kemeja. Setelah memberikan penguatan yang cukup maka orang tua dapat menahan untuk memberikan penghargaan sampai anak tersebut mampu memasukkan tangan kirinya ke lengan sebelah kiri. Mekanisme ini berlaku selanjutnya sampai anak tersebut mampu mengenakan pakaian secara sempurna.

Dalam ilustrasi di atas terdapat 3 unsur yang harus ada dalam pengondisian operan: Anteseden (A), Perilaku (B), dan konsekuensi (C). Anteseden merujuk pada lingkungan atau situasi ketika perilaku ini muncul. Dalam ilustrasi di atas bisa rumah maupun kamar. Unsur kedua adalah perilaku, yaitu merujuk pada perilaku anak tersebut untuk mengenakan pakaiannya sendiri. Perilaku ini harus ada dalam jangkauan anak tersebut, dan tidak boleh diganggu dengan perilaku kompetitif atau antagonis seperti menonton televisi atau distraksi saudara kandung. Prinsip dalam pembentukan ini adalah bahwa perilaku harus dimaknai secara tidak terpisah tetapi berkelanjutan.

Penguatan
Penguatan (reinforcement) memiliki dua efek yaitu memperkuat perilaku dan memberikan penghargaan pada orang tersebut. Oleh karena itu penguatan dan penghargaan tidaklah sama. Setiap perilaku yang diberikan penguatan tidak selamanya bersifat memberi penghargaan atau menyenangkan bagi orang tersebut. Penguatan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

1. Penguatan Positif
Yaitu setiap stimulus yang apabila dimasukkan dalam sebuah situasi maka akan mampu meningkatkan probabilitas terjadinya sebuah perilaku.
2. Penguatan Negatif
Yaitu menghilangkan stimulus yang tidak disukai dari suatu situasi dapat meningkatkan probabilitas perilaku yang dilkukan sebelumnya.

Hukuman
Hukuman adalah pemberian stimulus yang tidak menyenangkan atau menghilangkan stimulus yang menyenangkan.hukuman tidak menguatkan suatu respon, namun tidak pula secara langsung melemahkan respon tersebut. Efek dari hukuman bukan merupaka kebalikan efek dari penguatan. Efek dari hukuman lebih tidak terprediksi dari penghargaan. Efek dari hukuman bukan menghilangkan, tetapi menekan perilaku. Hukuman juga dapat memungkinkan terjadinya mekanisme pengondisian atas perasaan negatif. Hasil lain dari hukuman adalah penyebaran efeknya. Karena setiap stimulus yang berhubungan dengan hukuman akan dihindari.

Jadwal Penguatan
Dalam memanipulasi perilaku, bukan hanya wujud penguatan saja yang penting namun juga pengaturan pemberiannya.
1. Penguat berkelanjutan (continous reinforcement)
Setiap kali muncul tingkah laku yang dikehendaki maka diberikan penguatan . jika dihentikan, tingkah laku tersebut bisa hilang atau mengalami ekstingsi.
2. Interval tetap (fixed ratio)
Adalah pemberian reinforcemen berselang secara teratur.
3. Interval berubah (variabel interval)
Memberikan penguatan pada waktu yang tidak tentu, tetapi jumlah atau rata-rata penguat yang diberikan sama dengan pengaturan tetap.
4. Perbandingan tetap (fixed ratio)
Mengatur pemberian penguatan sesudah respon yang dikehendaki muncul untuk kesekian kalinya.
5. Perbandingan berubah (variabel ratio)
Memberikan penguatan secara acak, dengan rata-rata yang sama dengan fixed ratio.

Kepunahan
Respon dapat menghilang disebabkan oleh beberapa hal. Bisa karena terlupakan seiring berjalannya waktu, adanya gangguan dalam pembelajaran, adanya hukuman dan kepunahan. Kepunahan dimaknai sebagai menghilangnya respon secara bertahap karena tidak adanya lagi penguatan. Kepunahan operan terjadi ketika seorang secara sistematis menahan penguatan untuk suatu respon yang dipelajari sebelumnya sampai kemungkinan respon terjadi menurun hingga 0. Kecepatan dari kepunahan operan tergantung pada jadwal penguatan saat pembelajaran terjadi.

Organisme Manusia
Skinner berpendapat bahwa pemahaman atas perilaku binatang dalam laboratorium dapat digeneralisasikan pada manusia  dengan dalih bahwa ilmu pengetahuan harus dikembangkan dari sesuatu yang sederhana kemudian bergerak pada sesuatu yang lebih kompleks. Menurut Skinner, perilaku dan kepribadian manusia ditentukan oleh seleksi alam, praktik budaya dan sejarah atas penguatan yang diterimanya. Skinner memandang kepribadian manusia adalah hasil dari sejarah evolusi yang panjang. Seleksi juga bertanggungjawab atas praktik budaya yang telah bertahan sebagaimana seleksi memiliki peranan kunci dalam sejarah evolusi manusia dan juga dengan faktor-faktor penguatan.

Kondisi Internal
1. Kesadaran Diri
Skinner yakin bahwa manusia tidak hanya memiliki kesadaran, tapi manusiaa juga menyadari kesadaranya tersebut. Maka manusia tidak hanya sadar atas lingkungan mereka namun juga sadar bahwa mereka bagian dari lingkungan itu. Skinner berpendapat bahwa perilaku adalah salah satu dari fungsi lingkungan , dan bagian dari pada lingkungan yang berada pada diri seseorang.
2. Dorongan
Bagi Skinner dorongan sebagaimana diungkapkan oleh psikoanalisis sebagai penyebab dari perilaku adalah penjelasan fiktif. Meurutnya, dorongan hanya merujuk pada kekurangan dan pemuasan atas sesuatu dan pada probabilitas yang berkaitan dengan sesuatu yang akan direspon oleh organisme.
3. Emosi
Skinner mengakui keberadaan subjektif atas emosi namun emosi menurutnya tidak bisa diatribusikan dengan perilaku. Ia memandang emosi melalui faktor-faktor penguatan dan kemampuan bertahan hidup.

Perilaku kompleks
Perilaku manusia amatlah kompleks, namun menurut Skinner sekompleks apapun perilaku itu terbentuk dari seleksi alam, evolusi budaya dan sejarah penguatan yang diterimanya.
1. Proses mental tingkat tinggi
Pikiran manusia merupakan perilaku yang paling sulit untuk dianalisis, tetapi tetap dapat dimengerti. Skinner tetap menggunakan faktor-faktor penguat untuk menjelaskan covert behavior seperti berpikir dan memecahkan masalah sebagaimana ia menjelaskan faktor-faktor itu pada overt behavior.
2. Kreativitas
Skinner menjelaskan kepribadian dengan membandingkannya dengan seleksi alam dalam teori evolusi. Yaitu sebagai suatu sifat yang tidak disengaja , yang muncul dari mutasi, diseleksi atas kontribusinya pada kemampuan bertahan hidup, maka kreativitas pun diseleksi berdasarkan faktor-faktor penguat mereka.
3. Perilaku tak sadar
Skinner menolak gagasan mengenai alam bawah sadar akan tetapi ia menerima konsep mengenai perilaku yang tidak disadari. Malah, karena manusia jarang mengobservasi hubungan antara variabel genetik, lingkungan dan perilaku mereka sendiri maka hampir semua perilaku kita dimotivasi secara tidak sadar.
4. Mimpi
Skinner memandang mimpi sebagai sebuah perilaku yang tertutup dan simbolik yang dapat dijelaskan melalui faktor penguat.
5. Perilaku sosial
Kelompok tidak berperilaku, individu lah yang berperilaku. Individu-individu membentuk perilaku dalam kelompok karena mendapatkan manfaat darinya.

Kontrol Dari Perilaku Manusia
Faktor-faktor lingkungan merupakan pengontrol perilaku baik melalui masyarakat, orang lain maupun individu itu sendiri. Namun lingkungan dan bukan kemauan bebas lah yang bertanggung jawab atas suatu perilaku.
1. Kontrol sosial
Seseorang membentuk suatu kelompok sosial karena perilaku tersebut cenderung menguatkan. Kemudian kelompok akan memberikan suatu kontrol terhadap anggotanya dengan merumuskan hukum, peraturan, kebiasaaan, secara tertulis atau pun tidak, yang mempunyai suatu kehadiran fisik di luar kehidupan orang tersebut. Setiap orang dikontrol oleh tekanan dan teknik sosial. Masyarakat memberi kontrol atas anggotanya melalui reinforcement dan punishment.
2. Kontrol diri
Manusia dapat mengontrol diri tanpa bergantung pada pilihan bebas. Pertama, mereka dapat menggunakan alat bantu seperti perkakas mesin maupun sumber finansial. Sebagai contoh seseorang dapat mengambil uang lebih saat berbelanja untuk memberikan dirinya pilihan untuk berbelanja impulsif. Kedua, manusia dapat memanipulasi lingkungannya sehingga meningkatkan kemungkinan munculnya perilaku yang diinginkan. Misalkan seorang siswa ingin berkonsentrasi belajar maka ia mematikan televisinya yang dapat mengganggu. Yang ketiga manusia dapat memanipulasi lingkungan agar dapat menghindari stimulus ang tidak diinginkan, hanya dengan melakukan respon yang tepat. Kekempat manusia dapat menggunakan obat-obatan sebagai cara melakukan kontrol diri. Kelima manusia dapat mengontrol diri dengan melakukan hal lain untuk menghindari berperilaku dengan cara yang diinginkan (Skinner & Vaughan dalam Feist &Feist, 2010).