Makalah Wawancara Dalam Seleksi, Psikologi Industri Organisasi


Pict by Kariroke.com
BAB 1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Dewasa ini sangat sulit untuk mencari pekerjaan, persaingan yang tinggi dan kriteria tinggi yang diterapkan oleh perusahaan semakin membuat banyak orang sulit mendapatkkan pekerjaan, meskipun banyak diantara mereka yang mencari pekerjaan memiliki gelar pendidikkan tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi kegagalan seseorang dalam mencari pekerjaan antara lain faktor internal, berupa pengetahuan, keahlian atau skill maupun faktor eksternal, seperti persaingan yang tinggi hingga kegagalan dalam tes yang dilakukan. Tes biasanya diterapkan kepada para pelamar kerja untuk memastikan yang akan diterima adalah orang-orang terbaik sesuai yang dibutuhkan perusahaan. Banyak tes yang diterapkan oleh perusahaan dan yang paling banyak membuat seseorang gagal dalam melamar kerja adalah wawancara. Hal ini dikarenakan interviewer dapat mengetahui dan memahami interviewee. Berbeda pada tes lain yang tidak bisa secara langsung mlihat calon karyawan, wawancara dalam seleksi akan membuat interviewer tahu lebih dalam interviewee melalui respons yang diberikan. Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana wawancara dalam seleksi yang dilakukan perusahaan, maka dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut.

RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian wawancara dalam seleksi?
2.      Apa tujuan wawancara dalam seleksi?
3.      Apa saja manfaat dan kekurangan wawancara dalam seleksi?
4.      Apa jenis-jenis wawancara dalam seleksi?
5.      Apa saja metode wawancara dalam seleksi?
6.      Apa saja tahapan wawancara dalam seleksi? 
TUJUAN
1.      Mengetahui pengertian wawancara dalam seleksi
2.      Mengetahui tujuan wawancara dalam seleksi
3.      Mengetahui manfaat dan kekurangan wawancara dalam seleksi
4.      Mengetahui jenis-jenis wawancara dalam seleksi
5.      Mengetahui metode wawancara dalam seleksi
6.      Mengetahui tahapan wawancara dalam seleksi
                                                 


BAB 2
PEMBAHASAN

WAWANCARA DALAM SELEKSI
Pengertian wawancara
Wawancara seleksi (selection interview) merupakan metode seleksi yang paling sering digunakan di dalam proses seleksi. Metode ini paling luas digunakan untuk memperoleh informasi karena para pewawancara (interviewer) berhadapan secara langsung dengan pelamar (interviewee)
Wawancara merupakan proses dan evaluasi tentang kemampuan dari seseorang kandidat dalam hal kemampuan spesifiknya. Mungkin beberapa keahlian sudah terlihat dari data-data tertulis. Namun, wawancara adalah untuk melihat lebih detail mengenai informasi-informasi spesifik dan karakter personal dan juga pengalaman. Wawancara juga memfasilitasi interviewer untuk menilai seberapa jauh individu ini cocok dengan organisasi atau tidak walaupun penilaian ini sering kali subjektif, terjadi bias dan diskriminasi.
Wawancara seleksi bertujuan unuk memperoleh informasi secara langsung mengenai pengetahan, keterampilan, dan kemampuan yang dimiliki para pelmar. Seringkali wawancara menghasilkan subjektif dalam memperoleh informasi, sehingga sering hasilnya tidak dapat dipercaya. Para pelamar sering menyampaikan informasi tidak benar pada situasi-situasi tertentu.

Tujuan wawancara
Tujuan dari wawancara dalam seleksi adalah untuk mengakses informasi tentang kandidat yang dapat atau memiliki prediksi  yang valid untuk membuat performansi masa depan, dari individu yang akan di wawancarai, dalam hal pekerjaanya, yang juga prediksi ini merupakan perbandingan yang di buat untuk kandidat lain.
            Wawancara dalam seleksi pada dasarnya harus bisa menjawab tiga pertanyaan fundamental :
1.      Bisakah individu melakukan pekerjaan ini - apakah mereka kompeten?
2.      Akankah individu mau melakukan pekerjaan ini - apakah mereka termotivasi dengan baik?
3.      Bagaimana iindividu mencocokan diri terhadap organisasi?

Manfaat dan kekurangan wawancara
Manfaat dari wawancara dalam seleksi yaitu sebagai berikut:
1.      Memfasilitasi interviewer untuk bertanya mengenai pengalaman-pengalaman dari kandidat dan untuk mengeksplorasi sekiranya kandidat mana yang kompeten, yang cocok untuk pekerjaan spesifik yang di tawarkan.
2.      Memungkinkan interviewer untuk mendeskripsikan kenyataan dari pekerjaan yang ada dan juga tentang organisasi dengan detail yang lebih dan juga peraturan-peraturan tentang kontrak psikologis.
3.      Memungkinkan komunikasi tatap muka sehingga interviewer dapat mengakses  bagaimana kandidat bisa cocok dalam organisasi dan seperti apa kandidat ingin bekerja.
4.      Memberikan kandidat kesempatan yang sama untuk mengakses organisasi, interviewer dan tenntang pekerjaanya.
Sedangkan kekurangannya adalah sebagai berikut:
1.    Bisa mengurangi validitas dan reliabilitas pada hal-hal tertentu (misalnya dalam mengukur hal yang sama pada kandidat yang berbeda)
2.    Bergantung kepada kemampuuan si interviewer (banyak individu merasa bisa melakukan wawancara padahal tidak)
3.    Tidak terlalu mengasses/menilai kompetensi kandidat dalam pemenuhan pekerjaan tertentu 
4.    Bisa menimbulkan bias dan subjektif.

Jenis-jenis wawancara
Secara umum, ada 3 jenis wawancara dalam seleksi antara lain:
1.      Wawancara Terstuktur
Dalam wawancara terstruktur interviewer telah menyiapkan serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan pekerjaan. Wawancara terstruktur biasanya terdiri dari 4 jenis pertanyaan:
·         Pertanyaan-pertanyaan situasional adaah pertanyaan yang menanyakan situasi kerja tertentu untuk mengetahui apa yang dikerjakan pelamar dalam situasi yang sama.
·         Pertanyaan-pertanyaan pengetahuan pekerjaan adalah pertanyaan yang menggali pengetahuan pelamar yang terkait dengan pekerjaan.
·         Pertanyaan-pertanyaan simulasi sampel pekerjaan melibatkan situasi dimana seorang pelamar diminta menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas.
·         Pertanyaan-pertanyaan kewajiban karyawan adalah pertanyaan yang diajukan untuk menggali kemauan pelamar untuk mematuhi kewajiban karyawan.
2.      Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara dimana interviewer memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang bersifat menggali dan sering dilakukan secara spontan yang timbul dalam pikiran interviewer.
3.      Wawancara Keperilakuan
Wawancara keperilakuan adalah wawancara terstruktur diminta mengaitkan kejadian-kejadian nyata dari masa lalu mereka dengan pekerjaan yang diinginkan.
Metode dalam wawancara
1.      Wawancara satu lawan satu
Pelamar bertemu satu lawan satu dengan pewawancara. Hal ini dilakukan karena bisa lebih melegakan bagi pelamar serta menghindari gangguan-ganguan.
2.      Wawancara kelompok
Wawancara dimana beberapa pelamar berinteraksi dan dihadiri oleh satu perwakilan perusahaan atau lebih.
3.      Wawancara dewan atau panel
Wawancara dimana perwakilan perusahaan mewawancarai pelamar pada saat yang sama.
4.      Wawancara banyak pihak
Wawancara dimana para rekan kerja, bawahan, dan atasan dalam suatu perusahaan turut serta mewawancarai calon karyawan.
5.      Wawancara stres
Bentuk wawancara dimana pewawancara sengaja menciptakan kegelisahan.
6.      Tinjauan pekerjaan realistis
Metode untuk menyampaikan informasi pekerjaan positif maupun negatif kepaa pelamar dalam cara yang tidak menyesatkan. 

Pengaturan
Pengaturan wawancara pada setiap bagiannya bergantung pada prosedur apa yang akan digunakan (misalnya wawancara individual/panel/kelompok dan lain-lainnya). Dalam banyak kasus, bagaimanapun, pengaturan wawancara harus memiliki hal-hal dibawah ini :
1.      Kandidat harus sudah diberi tahu kapan dan dimana interview dilakukan. Waktu interview juga harus diatur agar sesuai. Hal ini penting untuk beberapa kandidat yang tidak bisa keluar dari kantornya (khusus bagi kandidat yang  masih memiliki pekerjaan)
2.      Apabila perusahaaan sulit dicari, kandidat harus diberi peta dengan detail transportasi publiknya.
3.      Resepsionis atau penjaga harus memberitahu interviewer bahwa apabila sang kandidat telah datang ke perusahaan. Hal ini berfungsi agar kandidat merasa diharapkan.
4.      Kandidat harus merasa nyaman selama menunggu wawancara (misal diberikan bacaan).
5.      Panel wawancara harus sudah di briefing dengan baik, ruangan harus sudah di booking dan terjadwal, bahkan, apabila diperlukan, untuk memberikan snack dan tur keliling perusahaan kepada kandidat.
6.      Ruangan privat yang nyaman sudah seharusnya disediakan bagi para kandidat yang memiliki “gangguan” disekitarnya (bila ada). Disarankan juga untuk interviewer agar tidak duduk dibelakang meja selama melakukan wawancara agar tidak ada pembatas secara psikologis.
7.      Selama wawancara berlangsung, terkadang (tetapi jangan terlalu sering), interviewer sudah seharusnya memberitahu kandidat mengenai perusahaan dan pekerjaannya, untuk berdiskusi mengenai kondisi para karyawannya.
8.      Negosiasi mengenai gaji dan insentif lain dapat dilakukan setelah penawaran provisional dibuat, tetapi lebih baik untuk mempersiapkannya di tahap tahap wawancara.
9.      Kandidat harus diberitahu (di akhir wawancara) mengenai apa step selanjutnya yang akan dilakukan.

Persiapan
            Persiapan wawancara yang baik itu diperlukan. Hal ini berarti sebaiknya interviewer sudah “belajar” mengenai kandidat melalui form aplikasi dan/atau CV. Merupakan hal yang sangat penting di tahap ini untuk mengidentifikasi hal-hal apa yang terdapat pada kandidat yang tidak terlalu cocok dengan calon pekerjaannya, dan hal ini bisa digali lebih dalam lagi di saat melakukan wawancara. Hal lain yang juga penting yaitu mengidentifikasi apakah ada kejanggalan pada riwayat pekerjaannya sebelumnya, atau hal hal lain yang memerlukan penjelasan lebih lanjut.
            Terdapat tiga pertanyaan mendasar yang harus dipertanyakan dan dijawab oleh interviewer dalam tahap ini, yaitu:
1.      Apa saja kriteria yang akan digunakan dalam menyeleksi kandidat kandidat? (misalnya pengalaman yang seperti apa, bagaimana kualifikasinya, bagaimana kompetensinya, dll)
2.      Apa yang dibutuhkan interviewer untuk mencaritahu dan meyakinkan bahwa kandidat ini cocok dengan kriteria seleksi?
3.      Apa informasi lebih lanjut yang dibutuhkan interviewer untuk merasa yakin bahwa interviewer memiliki gambaran yang akurat terhadap kandidat akan kecocokannya dengan kriteria seleksi?

Pemilihan Waktu
Durasi waktu yang diperkenankan untuk wawancara akan berhubungan dengan seberapa tinggi dan kompleks dari calon jabatan pekerjaan. Untuk pekerjaan-pekerjaan rutin yang relatif, biasanya dibutuhkan 20-30 menit wawancara. Untuk jabatan yang lebih tinggi, lebih dari 1 jam wawancara terkadang dibutuhkan. 

Perencanaan dan Struktur
Masalah yang umum dalam wawancara ialah bahwa wawancara sering kali tidak memadai untuk melihat atau memprediksi performansi –satu jam wawancara mungkin tidak mampu meng-cover poin poin penting kecuali memang wawancara tersebut sudah terencana dengan baik. Sayangnya, standar umum dalam wawancara dapat terbilang cukup rendah, sehingga banyak individu yang menggunakan teknik wawancara yang kurang memadai.
Terdapat beberapa metode dalam melakukan wawancara. Misalnya, salah satu metode yang terbaik adalah dengan memberikan pertanyaan yang terstruktur dan terhubung sehingga jawabannya dapat dianalisa dengan mudah.
Secara umum, wawancara dapat dibagi menjadi lima tahap:
1.      Pembukaan dan pengantar
2.      Bagian utama yang berisi informasi mengenai kandidat
3.      Ketentuan dan informasi mengenai organisasi dan mengenai pekerjaan yang dijelaskan kepada kandidat
4.      Menjawab pertanyaan dari kandidat
5.      Menutup wawancara dengan memberikan indikasi apa step selanjutnya kepada kandidat



Tahapan wawancara
 Sedikitnya ada empat tahap yang ada dalam melakukan wawancara kerja.
1.      Tahap Persiapan
Sebelum wawancara dilakukan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
a.       Sasaran wawancara
Dalam hal ini pewawancara perlu melakukan peninjauan atas informasi melalui formulir atau CV dari pihak pelamar.
b.      Menentukan Metode Wawancara
Untuk dapat mencapai sasaran wawancara maka perlu ditetntukan metode mana yang akan digunakan, apakah akan menggunakan wawancara terstruktur atau tidak terstruktur.
c.       Informasi tentang pelamar
Sebelum memulai wawancara akan lebih baik ketika seorang pewawancara mengenal  pelamar yang bisa diperoleh dari formulir dan CV pelamar.

2.      Tahap Pelaksanaan
Tahap ini mencakup sebagian besar kegiatan wawancara, dimana informasi tentang keadaan pelamar yang sebenarnya dapat diketahui pada tahap ini. Salah satu yang harus diperhatikan pada tahap ini adalah menghargai pelamar, caranya adalah dengan menghargai pelamar dengan memperlakukan manusia sebagai makhluk yang terpenting. Serta hargailah pendapat para pelamar dalam memberikan keterangan tentang dirinya.

3.      Penutup
Setelah wawancara dilaksanakan, dilakukan penutupan denga memperhatikan persyaratan sebagai berikut :

Pewawancara memeberi isyarat bahwa wawancara akan berakhir. Untuk mengakhiri wawancara, pewawancara bisa memberikan isyarat, seperti meletakkan alat tulisnya, merapikan mejanya atau melakukan kegiatan lain yang menunjukan bahwa wawancara telah berakhir.
Berikan petunjuk atas tindakan selanjutnya setelah wawancara berakhir. Setelah mengatakan bahwa wawancara telah berakhir maka pewawancara bia memberitahu wawancara ini akan dinilai dan hasilnya akan di disampaikan nanti.
.
4.      Evaluasi
Setelah wawancara ditutup, pewawancara mengadakan penilaian dari hasil wawancara. Pewawancara mengumpulkan nilai dari seluruh komponen penilaian kemudian menjumlahkannya. Hasil wawancara dibandingkan dengan standar penilaian (passing grade) yang telah ditetapkan perusahaan.

Masalah-masalah dalam wawancara
1.      Pertanyaan yang Tidak Tepat
Tanpa disadari terkadang ada beberapa kesalahan yang terjadi dalam wawancara seleksi, meskipun tidak ada pertanyaan yang melanggar hukum tetapi ada banyak pertanyaa yang tidak pantas. Pertanyaan yang baik dalam konteks ini adalah pertanyaan yangberhubungan dengan pekerjaan.
2.      Penilaian Prematur
Riset menunjukkan bahwa para interviewer sering membuat penilaian mengenai para kandidat beberapa menit pertama wawancara dilakukan, interviewer tidak menapat informasi potensial yang ada dalam kandidat.
3.      Dominasi Pewawancara
Pewawancara ,menggunakan waktu wawancara untuk membual kepada pelamar, menyombongkan keberhasilan atau melakukan percakapan social.
4.      Membiarkan Informasi yang Tidak Berhubungan dengan Pekerjaan
Jika seorang kandidat mulai mengungkapkan informasi pribadi yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, pewawancara harus mengarahkan pembicaraan kembali pada jalurnya.
5.      Efek Kontras
Penilaian atas karakteristik-karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh pembandingan-pembandingan dengan orang lain yang baru saja dijumpai yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah pada karakteristik yang sama. Kesalahan dalam penilaian bisa mengurangi syarat seorang pelamar yang biasa-biasa saja.
6.      Ketiadaan Pelatihan
Para pewawancara harus dilatih untuk memiliki tujuan yang terkait dengan pekerjaan ketika mengajukan setiap pertanyaan.
7.      Komunikasi Nonverbal
Bahasa tubuh adalah metode komunikasi nonverbal seperti gerakan, gestur, dan ekspresi wajah menyampaikan pemikiran dan emosi. Pewawancara harus melakukan upaya sadar untuk memandang diri sendiri sebagaimana yang dilakukan pelamar untuk menghindari penyampaian sinyal nonverbal yang tidak diinginkan.





BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN
Ada banyak tes yang diterapkan oleh perusahaan untuk mendapatkan karyawan terbaik yang sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan tersebut. Salah satunya adalah tes wawancara. Wawancara  bertujuan unuk memperoleh informasi secara langsung mengenai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dimiliki para pelamar. Banyak sekali keuntungan yang dapat diperoleh ketika harus menyeleksi karyawan dengan wawancara. Meskipun demikian wawancara pun tetap memiliki kekurangan. Adapun jenis wawancara secara umum ada tiga jenis terstruktur, tidak terstruktur dan keperilakuan, namun dari tiga yang ada, hanya wawancara terstruktur dan tidak terstruktur lah yang yang sering dibahas pada beberapa sumber. Metode wawancara dalam seleksi karyawan pun beragam. Akan tetapi pada tahap  wawancara secara umum terbagi menjadi empat bagian, yaitu persiapan, pelaksanaan, penutup dan terakhir adalah evaluasi.

SARAN
Saran yang paling mungkin diberikan pada pihak pewawancara adalah menghindari unsur subjektifitas serta hindari kesalahan-kelasahan yang bisa saja terjadi saat wawancara dilakukan. Sementara saran bagi para pelamar kerja tetaplah berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh pewawancara untuk meyakinkan mereka bahwa anda mampu untuk bekerja di perusahaan tersebut.




DAFTAR PUSTAKA

Mondy, R. Wayne, 2008;Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Erlangga
Amstrong, Michael, 2000;Human Resource Management Practice, Kogan Page
Husnan, Heidjrachman Suad, 1990;Manajemen Personalia, Yogyakarta, BPFE-YOGYAKARTA