Definisi, Ciri-ciri dan Faktor yang menyebabkan Anak Kesulitan Belajar



Pict by Vebma.com
Definisi Anak Kesulitan Belajar
Learning disability atau yang disebut dengan Kesulitan belajar pada anak, tidak dapat dikategorikan sebagai dalam kelompok  anak luar biasa seperti tuna grahita, tuna rungu, tuna wicara, dan sebagainya melainkan masuk dalam kategori tersendiri. Anak yang mengalami kesulitan belajar, dapat menganggunya dalam proses belajar. Kesulitan belajar memiliki beberapa jenis seperti, diskalkulia,ADHD,diskalkulia, diseleksia, maupun disgrafia.   Adapun definisi dari Kesulitan belajar adalah sebagai berikut :
Menurut Samuel A. Krik (dalam Somantri:2007) anak-anak yang berada kelompok kesulitan belajar adalah anak-anak yang berada di bawah kategori tradisional anak yang luar biasa, dan siapa yang secara signifikan penurunan dalam belajar berbicara, atau yang tidak berkembang normal persepsi visual atau auditorinya, atau yang kesulitan belajar membaca, mengeja, menulis, atau menghitung.
Haring (1974) mengatakan kesulitan Belajar adalah defisit perilaku yang hampir selalu terkait dengan kinerja akademik dan dapat ditangani dengan pemberian instruksi yang tepat pada individu.
Kesulitan Belajar adalah istilah yang merujuk kepada keragaman kelompok yang mengalami gangguan dimana gangguan tersebut diwujudkan dalam kesulitan-kesulitan yang signifikan yang didapat menimbulkan gangguan proses belajar.
Karakteristik Anak Kesulitan Belajar
1.      Aspek Kognitif
Beberapa definisi kesulitan belajar lebih berorientasi pada aspek akademik atau kognitif. Masalah seperti kemampuan berbicara, membaca, menulis dan menghitung merupakan penekanan terhadap aspek kognitif yang nenggambarkan bahwa anak yang kesulitan belajar disebabkan karena tingkat kecerdasan anak yang rendah atau kognitif.
2.      Aspek Bahasa
Masalah bahasa anak berkesulitan belajar menyangkut bahasa reseptif ataupun ekspresif. Aspek kemampuan bahasa seringkali tidak dapat dipisahkan dari aspek kognitif karena bahasa merupakan proses kognitif. Dengan demikian jelas bahwa kemampuan babhasa anak akan berpengaruh signifikan pada kegagalan belajar.
3.      Aspek Motorik
Masalah motorik seringkali terjadi dalam proses belajar. Motorik disini berarti motorik-perseptual yang diperlukan untuk mengembangkan ketrampilan meniru rancangan pola yang biasanya diperlukan anak untuk menulis, menggambar hingga menggunakan alat potong (gunting).
4.      Aspek Sosial dan Emosi
      Karakteristik sosial-emosional anak kesulitan belajar adalah: kelabilan emosional dan ke-impulsif-an.Kelabilan emosional ditunjukan melalui sering berubahnya suasana hati dan tempremen. Ke-impulsif-an merujuk kepada lemahnya pengendalian terhadap dorongan-dorongan berbuat.

Faktor penyebab timbulnya Kesulitan Belajar

Menurut Kephart (1967: dalam Somantri,2007:196-197) penyebab kesulitan belajar dibagi menjadi tiga hal yakni :
1.      Kerusakan otak, yakni dimana fungsi syaraf mengalami kerusakan seperti pada kasus encephalitis, meningitis, dan toksik. Dapat pula seorang anak mengalami disfungsi minimal otak (minimal brain dysfunction) yang merupakan bawaan sejak lahir, hal ini dapat menganggu proses belajarnya.
2.      Gangguan emosional yang dapat menimbulkan kesulitan belajar misalnya disebabkan adanya trauma emosional yang terjadi dalam waktu yang lama kemudian dapat merusak fungsional sistem urat syaraf. Namun, tidak semua trauma emosional mengakibatkan kesulitan belajar.
Faktor ‘pengalaman’ yakni dimana kesulitan belajar dapat terjadi pada anak-anak yang mengalami kesenjangan perkembangan dan kemiskinan. Dimana anak-anak yang hidup dalam kemiskinan, sangat minim mendapat rangsangan belajar dari lingkungannya dan mereka tidak banyak mendapat kesempatan untuk bermain dengan mainan edukatif yang dapat merangsang fungsi otak sejak kecil.

Somantri, Sutjihati. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung. Refika Aditama