Kepribadian yang Sehat Menurut Perls



gestalt.org
Orang yang Sehat Menurut Perls

Perls tidak langsung menjelaskan kriteria orang yang sehat, namun itu terlihat dari pandangannya sehingga kita dapat menyimpulkan hal tersebut. Menurut Perls orang yang sehat adalah orang yang memiliki kesadaran penuh akan dirinya kini serta tidak terjebak oleh masa lalu maupun masa depan. Mereka memiliki tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan tidak bertanggung jawab terhadap kehidupan orang lain. 

Dalam mengemukakan orang yang sehat secara psikologis, Perls tidak memberikan sifat-sifat dari orang yang sehat tetapi Perls memberikan beberapa pandangannya seperti berikut :

1. Orang disini dan kini, orang yang sehat akan menyadari bahwa satu-satunya kenyataan yang dimiliki adalah kenyataan saat ini, tidak terikat pada peristiwa masa lalu ataupun khayalan masa depan.

2. Orang yang sehat psikologis memiliki kesadaran dan penerimaan penuh terhadap diri mereka siapa dan apa. Mereka menerima kelemahan dan kekuatan serta potensinya sebagai manusia.

3. Orang yang sehat dapat mengungkapkan impuls – impuls dan hasrat – hasrat mereka dengan terbuka dan sepenuhnya tanpa hambatan atau rasa bersalah. Mereka juga harus dapat mengungkapkan kebencian – kebencian mereka dengan terbuka.

4. Orang yang berkepribadian sehat mampu memikul tanggung jawab terhadap kehidupannya sendiri. Mereka tidak saling lempar tanggung jawab kepada orang lain atau sember luar lainnya.

5. Orang yang sehat psikologis berhubungan dengan diri dan dunia. Mereka berhubungan dengan panca indera, perasaan dan apa yang berlangsung di sekitar mereka sesuai dengan kenyataannya.

6. Orang yang sehat secara psikologis memiliki ciri – ciri yaitu batas – batas ego yang tidak mengkerut tapi fleksibel. Keterbukaan baik bagi batas ego luar (lingkungan) maupun batas ego dalam (diri). Mereka harus menerima semua segi dari kodrat mereka agar dapat menggunakan seluruh potensi mereka untuk pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut.

7. Orang yang sehat psikologis tidak mengejar kebahagiaan dan menjadikannya tujuan, tetapi mereka harus dapat menjadi siapa dan apa pada saat sekarang.


Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.